Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Selasa, 24 Februari 2015



Tangis


Kemana larinya anak tercinta
Yang diburu segenap penduduk kota ?
Paman Doblang ! Paman Doblang !

Ia lari membawa dosa
tanganya dilumuri cemar noda
tangisnya menyusupi belukar rimaba

Sejak semalam orang kota menembaki
Dengan dendam tuntutan mati
dan ia lari membawa diri
seluruh subuh , seluruh pagi

Paman Doblang ! Paman Doblang !
Kemana larinya anak terinta
Di padang lalang mana
Di bukit kepur manamengapa tak lari di riba bunda ?


Paman Doblang ! Paman Doblang !
Pesankan padanya dengan angin kemarau
Ibuya yang tua menunggu di danau


Kalau lebar nganga lukanya
mulut bunda kan mengucupnya

Kalau kotor warna jiwanya
Bu cuci di lubuk hati

Cuma ibu yang bisa engti
Ia membunuh tak dengan hati

Kalau memang hauskan darah manusia
Suruhlah minum darah ibunya

Paman Doblang ! Paman Doblang !
Katakan,ibunya selalu berdoa
Suruh ingat marnum bapanya
Kalau ia’kan mati jauh di rimba
Yang di sorga,di imannya

Dan di danau ini ibunya menanti
Dengan rambut putih dan debar hati

Paman Doblang !  Paman Doblang!
Kalau di rimba rembuan pudar duka
katakan,itulah wajah ibunya


ANALISIS PUISI
A.  TEMA
Tema yang terkandung dalam piusi “Tangis” adalah pendertaan seseorang,sebab dalam puisi tersebut dijelaskan tentang penderitaan seorang ibu yang senantiasa terus menunggu anaknya kembali pulang walaupun anaknya lari mebawa da yang membuat penduduk marah. Dinyatakan pada lirik :
   -Kemana larinya anak tercinta
   - yang diburu segenap penduduk kota
   - ibunya yang tua menunggu di danau
B.    Imageri/Citraan
Citraan/ kata-kata yang dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk trlibat/mampu merasakan yang dirasakan oleh penyair. Citraan yang dipakai yaitu :
1.    Citraan kesedihan , yaitu citraan mengguakan gambaran-gambaran kesedihan . Dalam larik :
-Tangisnya menyusupi belukar rimba
2.    Ciraan peglihatan , yaitu citraan yang timbul oleh penglihatan / berhubungan dengan indra penglihatan. Ada dalam larik :
-Kalau di riba pudar duka
-Katakan,itulah wajah ibunya

C.  Figurative Language ( Gaya Bahasa )
Adalah cara yang dipergunakan penyair untuk membangkitkan  dan menciptakan imaji. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah :
1.      Majas Personafikasi , majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai siat seperti manusia. Ada dalam larik :
-Pesankan padanya dengan angn kemarau
-Kalu di rimba rembulan pudar duka
-Tangisnya menyusupi belukar rimba
2.    Majas Repatisi , majas yang menggunakan kata yang sama scara berulang-ulang. Ada dalam larik : – Paman Doblang ! Paman Doblang ! (Pada baris ke 3 diulang kembali pada arik ke 11 , 16 , 27 , dan 34)

D.  Rima atau persamaan buyi dalam puisi. Rima yang digunakan dalam puisi tersebut
1        dan 2 : - Kemana larinya anak tercinta
                           -Yang diburu segenap penduduk kota
                                                              
4,5 dan 6                         :  - Ia lari membawa dosa
                              - Tangannya dlumuri cemar noda
                              - Tangisnya menysupi belukar rimba

7,8,9 dan 10        :  - dengan dendam tuntutan mati
                              - dan ia lari membawa diri
                              - Seluruh subuh , seluruh pagi

        12,13,14 dan 15 : - Kemana larinya anak tercinta
                                    - Di padang lalang mana
                              - Di bukit kapur mana
                              - mengapa tak lari di riba bunda

17    dan 18         : - Pesankan padanya denan angin kemarau
                                       -Ibunya tua menunggu di danau

        19 dan 20                        : -Kalau lebar nganga lukanya
                                        -Mulut bunda kan mengcupnya

23 dan 24           : -Cuma ibu yng bisa mengerti
                             -Ia membunuh tak dengan hati

25 dan 26           : -Kalau memang hauskan darah manusia
                             -Suruhlah minum darah ibunya

28,29,30 dan 31 : - Katakan,ibunya selalu berdoa
                                       -Suruh ingat marnum bapanya
                                       -Kalau ia’kan mati jauh di rimba
                                       -Yang di sorga,di imannya

32 dan 33                       :- Dan di danau ini ibunya menanti
      -Dengan rambut putih dan debar hati

35 dan 36                       : - Kalau di rimba rembuan pudar duka
    -katakan,itulah wajah ibunya

E.   Amanat atau pesan moral.
Amanat yang trkandung dalam puisi ini adalah Kasih sayang seorag ibu kepada anaknya melebihi segalanya. Selalu menunggu dan memaafkan anaknya yang menghilang membawa dosa.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © 2025 Astrid's //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //